Sabtu, 06 Juni 2009

Bunda (di kakimu aku bersimpuh)

Bunda….
aku adalah milikmu
dalam setiap langkah dan desah nafasku…
jiwamu…selalu menyatu
sakitku adalah kesedihanmu
senyumku adalah damaimu

Bunda….
aku tak dapat membalas apa yang telah kau beri
walau aku persembahkan segunduk emas dan berlian sekalipun
sebab aku telah berdosa ntuk waktu yang telah berlalu
tapi…
didalam telaga hatimu yang suci
kutahu…
kau tak pernah mengeluh dan menangis
sebab kau adalah surgaku…
Bunda…
aku datang mengetuk pintu hatimu…
memohon ampun atas dosaku
kubersimpuh dikakimu
berharap agar aku tetap menjadi milikmu
sampai hilang bersamamu….

(Taken from Joe's Notes)

Terimakasih Ibu....

berpuluh tahun yang silam
satu jiwa sedang berjuang diantara dua dunia
peluh membasahi sang wajah
tubuh seolah tersayat,rintih mengundang iba
sejenak dunia seolah membisu
mendengar sang suci merintih, memberi tanda pada dunia
“siap ntuk merengkuhnya”
membuat sang jiwa mengurai senyum sesaat
seolah ingin berkata….
“aku menang”…….menentang tirani
wahai ibundaku tercinta….
kau telah memberiku napas ntuk dapat menikmati alam
kau cahaya dalam kegelapan hingga aku dapat berbisik pada dunia
“aku bangga menjadi anakmu”…
kini aku …
tak dpat memberi sebagian dunia
sebagai persembahan ntuk pengorbananmu
aku …
hanya dapat memberi satu kabar pada dunia
“kuingin tetap menjadi milikmu ntuk seribu kehidupan”..
terimakasih atas kelembutanmu
terimakasih atas kasihmu
untaian doa kuhaturkan untukmu
semoga kau damai diatas segala milik Sang Khalid…

(Taken from Joe's Notes)

Ibu

Ibu melahirkan kita sambil menangis kesakitan.
Masihkah kita menyakitkannya???
Masih mampukah kita tertawa melihat penderitannya?
Mencaci makinya? melawannya? memukulnya? mengacuhkannya? bahkan meninggalkannya?

Ibu tidak pernah mengeluh membersihkan kotoran kita waktu masih kecil,.....
memberikan ASI waktu kita bayi
mencuci celana kotor kita
menahan derita.
menggendong kita sendirian....

Disaat ibumu tidur, coba kamu lihat matanya....
dan bayangkan matanya takkan terbuka untuk selamnya......
tanggannya tak dapat hapuskan airmatamu...
dan tiada lagi nasehat yang sering kita abaikan...
bayangkan ibumu sudah tiada....apakah kamu cukup membahagiakannya...
apakah kamu pernah berfikir betapa besar pengorbanannya semenjak kamu berada didalam perutnya....

SADARILAH......bahwa tidak ada satu orangpun yang bersedia mati demi ibu, tetapi beliau justru satu satunya yang bersedia mati untuk melahirkan kita.....

Ibu bukan tempat penitipan cucunya disaat kita jalan jalan.....
tetapi disaat beliau sudah tua dan tak berdaya, yang beliau butuhkan sekarang adalah perhatian kita....
datang dan hampiri dia...
bertanyalah bagaimana kesehatannya saat ini dan dengarlah curhatnya..
temani dia disaat dia membutuhkan kita...ITU SAJA....
beliau sudah bahagia sekali.........dan melupakan semua hutang kita kepadanya...

Sobat.....ingatlah lima aturan sederhana untuk menjadi bahagia:
1. bebaskan hatimu dari rasa benci
2. bebaskan pikiranmu dari segala kekhawatiran
3. hiduplah dengan sederhana
4. berikanlah lebih banyak
5. jangan terlalu banyak mengharap....

Sebelum semuanya terlambat.....sayangilah Ibu kita....melebihi dari segalanya...
terkadang kita lupa....lebih mementingkan teman, atasan, tetangga, pacar, suami/isteri....ketimbang ibu kita sendiri.......

I LOVE U IBU................

(Taken from Joe's Notes)